Mobile & Wireless is an Independent Blog Concerning Various Information, My Thoughts, Ideas, and Sometime Critics on ICT, Internet, Mobile, Wireless, and Data Communication Technology

Idul Fitrie dan SMS

  • Posted: Saturday, January 14, 2006
  • |
  • Author: pradhana
  • |
  • Filed under: My Column

Lebaran, yang diidentikkan dengan Hari Raya Idul Fitri, merupakan salah satu hari besar Islam yang signifikan keberadaannya, baik dalam dimensi spiritual sebagai bentuk hadirnya Hari Kemenangan setelah selama sebulan penuh menjalani perjuangan menahan harus dan lapar di bulan Ramadhan maupun dimensi personal dan sosial sebagai bentuk kesadaran penderitaan yang dialami kaum papa dan duafa, yang karena kondisi sosial dan ekonominya tak mampu memiliki kehidupan yang lebih menyenangkan dan layak.

Lebih dari itu, Lebaran sekaligus memadukan dimensi spiritual dan sosial yang diwujudkan dalam bentuk silaturrahmi dan saling bermaaf-maafan atas berbagai kesilafan dan kesalahan yang telah dilakukan selama setahun sebelumnya. Manifestasi lainnya dari rasa syukur dan kesadaran itu, pada saat yang sama, juga memberikan dorongan yang kuat untuk saling bertemu dengan keluarga, kerabat dan sahabat yang dimanifestasikan dalam bentuk “pulang kampung” alias “mudik”.

Kalau pulang kampung lebih sebagai bentuk manifestasi kerinduan dengan keluarga dan teman-teman lama, namun lebaran juga mendorong peningkatan silaturrahmi dengan banyak orang, baik teman sekampung, teman sekerja dan relasi serta kenalan lainnya. Semua ini tak mampu terjangkau bila dikunjungi satu per satu, sehingga berkirim kartu pos, surat, dan kini e-mail dan SMS/MMS menjadi sesuatu yang biasa dilakukan sebagai wujud kepedulian dan rasa syukur itu.

E-mail, SMS dan MMS merupakan cara komunikasi elektronik yang belakangan semakin banyak digunakan untuk menjaga tali silaturrahmi itu. Meski sebelumnya ada rasa kurang “afdol”, apalagi kalau berkirim SMS/MMS dengan orang yang dituakan di kampung misalnya, namun tahun-tahun belakangan ini hal itu sudah bisA diterima sebagai sesuatu yang wajar. Karena cara itu telah menjadi tools yang paling personal dan banyak digemari dalam keseharian, yang bukan lagi monopoli mereka-mereka yang tinggal di kota-kota besar, melainkan juga di kota-kota kecil di seluruh Indonesia.

Tak ayal, pada Lebaran tahun ini penggunaan SMS/MMS terus meningkat, karena semakin banyak orang yang memiliki dan menggunakan ponsel, serta penerimaan yang luas dari masyarakat terhadap jalinan tali silaturrahmi dapat dilakukan melalui ponsel.

Di sisi lain, operator penyelenggara telekomunikasi pun mengantisipasinya dengan berbagai kemudahan, sehingga para pengguna ponsel dapat menikmati layanan yang lebih baik, terutama dalam penyediaan kapasitas SMS yang besar. Ambil contoh, Indosat, yang sehari-hari, di luar hari Lebaran, kapasitas SMS-nya sudah 36 juta per hari, tahun 2005 ini meningkatkannya menjadi hingga 5 kali, yakni menjadi 4.800 per detik atau 172 juta per hari, dengan asumsi pemakaian 10 jam per hari.

Sementara Telkomsel, yang meningkatkan kapasitas SMS-nya dari 6.000 SMS/detik (64 juta SMS/hari) menjadi 8.000 SMS/detik atau berkemampuan melayani sekitar 600 juta SMS/hari. Peningkatan kapasitas ini untuk mengantisipasi kenaikan trafik yang diperkirakan paling tidak sama dengan tahun lalu, yakni melonjak 250% - 300% dari trafik SMS normal yang mencapai sekitar 200 juta SMS di hari ’H’ Idul Fitri 1426H.

Satu hal yang menarik adalah, meskipun pengiriman SMS/MMS terus meningkat sangat signifikan tahun ini, namun keinginan orang untuk mudik di hari lebaran ini tak juga surut. Kalau modus transportasinya dinilai mengalami perubahan dari yang satu ke yang lain, misalnya dari peningkatan di pesawat menjadi di kereta api, bus dan kendaraan bermotor, namun hal itu tetap menunjukkan peningkatan. Meskipun, secara diametral, banyak masyarakat yang mengeluhkan tingginya kenaikan harga BBM.

Tetapi, fenomena pulang kampung, yang terbukti tak juga kian surut meski katanya kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat semakin melemah, semakin sulit dicarikan konsistensi dan dan konsekuensinya. Padahal, pada saat yang sama, fenomena pengiriman SMS/MMS sebagai cara baru dalam menjalin tali silaturrahmi yang semakin bisa diterima masyarakat juga menunjukkan peningkatan yang boleh dibilang fantastis.

Tak hanya inkonsistensi dan kecenderungan mengabaikan nilai-nilai rasional yang lebih masuk akal, melainkan juga masih kentalnya dorongan emosional yang secara faktual mengalahkan berbagai hitung-hitungan rasional. Namun, dalam pengabaian nilai-nilai seperti itu, masihkah kita layak mengatakan bahwa kondisi ekonomi kita sulit, daya beli masyarakat semakin melemah, pencabutan subsidi BBM memiskinkan masyarakat, sementara kita sendiri pun sesungguhnya tak memberi kepedulian yang sepenuh hati atas masalah tersebut. Meskipun, pada saat yang sama, ada tools baru yang lebih efisien – SMS/MMS.

0 people have left comments

Commentors on this Post-