Mobile & Wireless is an Independent Blog Concerning Various Information, My Thoughts, Ideas, and Sometime Critics on ICT, Internet, Mobile, Wireless, and Data Communication Technology

Perlu pikiran lebih jernih

  • Posted: Sunday, December 11, 2005
  • |
  • Author: pradhana
  • |
  • Filed under: My Column

Persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia terbukti tak hanya masalah ekonomi, seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar yang tinggi, industri yang semakin terpuruk, dan berbagai kendala pertumbuhan ekonomi. Tak juga hanya masalah politik yang bernama demokrasi, yang kemudian membuat setiap orang seperti memiliki hak untuk teriak dan melakukan protes, sementara pada saat yang sama dia lupa bahwa orang lain juga memiliki hak yang sama. Tak juga hanya masalah korupsi yang kian merajalela di hampir semua lini birokrasi dan kehidupan bangsa, yang tidak lagi memunculkan rasa malu karena telah “menghianati” anak-anak bangsa sendiri.

Indonesia mengalami degradasi yang parah, yang bersifat multidimensional. Setiap orang ingin terkenal, tetapi tak mau bersusah payah meraihnya dengan benar. Setiap orang ingin kaya dan terhormat, tetapi ingin meraihnya secara gampang, instan dan tak peduli apapun caranya. Korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan sejenisnya telah menjadi cara yang dianggap “wajar” dan “syah” untuk dilakukan. Semua ini menjadi kabut yang sangat pekat yang menyelimuti bangsa ini. Bencana demi bencana, berbagai musibah yang menimpa bangsa ini, dari tsunami, banjir, tanah longsor, merebaknya berbagai penyakit, sepertinya tak lagi menggetarkan jiwa banyak orang. Dan perilaku yang tidak benar itu pun sepertinya mengalir terus, tanpa tahu kapan akan berhenti dan siapa yang akan menghentikannya.

Dalam kondisi seperti itu, mungkin sangatlah naif, kalau kita masih berbicara mengenai penerapan teknologi informasi (TI) atau ICT, yang saat ini masih dikenali atau difahami oleh segelintir orang saja di negeri ini. Namun, apakah kenaifan itu yang akan terus kita bawa? Padahal bangsa ini tengah mengalami masalah yang sangat berat. Atau, akankah kita terus-menerus meneriakkan manfaat ICT bagi bangsa ini, tanpa upaya konkrit yang secara langsung bisa dirasakan oleh masyarakat?

Sebaliknya, apakah benar kalau kita berkomitmen menerapkannya di lingkungan birokrasi pemerintahan atau di mana saja dalam kehidupan masyarakat, hal itu akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan sehingga memberikan hasil sebagaimana diharapkan? Pertanyaan ini, mungkin masih akan terus muncul, meskipun kita menyadari bahwa banyak negara di dunia yang telah berhasil mengambil manfaat dari perkembangan dan kemajuan ICT tersebut.

Hanya saja, mentalitas dan visi dalam melihat bagaimana kemajuan ICT dapat memberi manfaat yang optimal bagi kemajuan bangsa ini, memang masih menyisakan tanda tanya besar. Masih diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk bisa berpikir jernih dan “kemauan” yang sungguh-sungguh untuk membangun bangsa ini.

Masalahnya, mungkin, tidak dengan ungkapan dan rencana yang muluk-muluk atau konsepsi yang besar-besar. Yang justru sangat diperlukan adalah kejernihan melihat masalahnya dari berbagai aspek, tak hanya ICT, tetapi juga lingkungan dan budaya masyarakat. ICT tak berdiri sendiri sebagai suatu solusi, melainkan ia akan menjadi bagian dari suatu sistem yang lebih besar, yang jauh lebih rumit.

ICT, memang, bukan segala-galanya, namun ICT bisa menjadi pendorong bagi perkembangan dan kemajuan bangsa ini, dan itu, hanya dan hanya jika, petinggi bangsa ini dan seluruh masyarakat menyadari arah perjalanan yang akan dituju. Visi bangsa yang jelas, dan langkah kecil yang diambilnya saat ini akan berdampak besar ke masa yang akan datang.

Ungkapan Aa Gym yang menyatakan “ Mulailah dari yang kecil, Lakukanlah dari saat ini, dan Mulailah dari diri sendiri” mungkin tepat diperhatikan dan diterapkan. Akan sangat sulit menghadapi masalah yang besar, kalau masalah yang kecil, yang ada di sekitar diri sendiri saja, tak mampu diatasi. Namun, lebih dari itu, yang justru diperlukan adalah suatu langkah konkrit yang menjadi visi bangsa ini ke depan. Hal itu harus dilakukan meskipun hal itu dimulai dari langkah-langkah kecil. Tentu, seberapa besar “langkah kecil” itu akan sangat tergantung pada siapa yang melakukannya? Kalau diri sendiri, mungkin sangat kecil, namun kalau negara yang melakukannya, maka itu akan menjadi “langkah kecil” yang besar, karena dia mencakup kepentingan bangsa.

Karenanya, saat ini, kita sangat membutuhkan suatu visi yang jelas, tak hanya dari pemerintah, lembaga-lembaga negara, universitas dan lembaga-lembaga lainnya, maupun masyarakat. Visi itulah yang sesungguhnya akan membimbing bangsa ini menuju ke masa depan. Kejelasan visi itulah yang kemudian akan semakin jelas menempatkan di mana ICT bisa berperan besar dalam upaya mewujudkan visi itu menjadi kenyataan di negeri ini. Bukan sebaliknya, ICT dilihat secara berlebih-lebihan atau segala-galanya bagi bangsa ini, yang kemudian hal itu akan lebih dilihat sebagai “pelaksanaan sebuah proyek”, yang akan menguntungkan siapa, dan bukan sebagai suatu solusi yang strategis bagi kemajuan bangsa ini hari ini dan di masa depan.

Kecuali, kalau kita memang tidak ingin bangsa ini maju sebagaimana bangsa lain di dunia mencapai kemajuan yang pesat saat ini. Wallahu alam.

0 people have left comments

Commentors on this Post-