Mobile & Wireless is an Independent Blog Concerning Various Information, My Thoughts, Ideas, and Sometime Critics on ICT, Internet, Mobile, Wireless, and Data Communication Technology

Enterprise Portal

  • Posted: Monday, April 18, 2005
  • |
  • Author: pradhana
  • |
  • Filed under: My Column

Gregory Johnson, partner PricewaterhouseCoopers (PwC), San Francisco, AS, yang menangani masalah human capital solutions group, mengamati bahwa banyak perusahaan besar dunia tengah mengalami masalah serius. Mereka memiliki begitu banyak inisiatif portal, tetapi tidak terintegrasikan dengan baik.

Penyebabnya, masing-masing departemen, masing-masing line of business menginginkan satu portal tersendiri. Mereka merasa representasinya harus diwujudkan dalam bentuk pembangunan portal tersendiri, sehingga muncullah beragam portal.

Tak jarang informasi yang tersedia di masing-masing portal tidak menunjukkan keselarasan alias berbeda-beda, meski mereka berada dalam satu grup perusahaan yang sama. Sehingga, keberadaannya tidak mencerminkan portal enterprise yang terkolaborasi dengan baik. Belum lagi, sebagian besar mereka membangunnya di atas arsitektur yang berbeda. Duplikasi konten pun tak terelakkan.

Akibatnya muncul beragam masalah, yang tak semuanya bersifat teknis, melainkan juga tidak konsistennya informasi dan data yang disajikan, serta progress pencapaian yang telah diraih perusahaan dari waktu ke waktu.

Selain itu, juga semakin menunjukkan wajah perusahaan yang beraneka ragam, yang justru menyulitkan pihak luar, misal konsumen, pemasok dan sebagainya.

Apa yang terjadi dengan Hewlett-Packard (HP), sebelum perusahaan ini merger dengan Compaq, menunjukkan hal itu. Carly Fiorina, CEO HP menggambarkan perusahaannya sebagai "perusahaan dengan seribu suku”.

Mengapa? Karena HP memiliki lebih dari 1000 situs web internal untuk kepentingan pelatihan para karyawannya. Lebih dari 3000 Intranet yang memberikan informasi mengenai sumber daya manusia.

Hal itu, seperti diakui Carla, menyebabkan munculnya berbagai masalah, termasuk program reward yang mahal dan saling bertabrakan. Juga, variasi yang memusingkan dalam proses-proses kunci, seperti penyiapan SDM, dan kepuasan karyawan yang rendah.

Namun, pada Desember 1999, HP mengambil inisiatif membangun Enterprise Portal (EP), yang fokus pada sektor sumber daya manusia. Sistem yang dikembangkannya memungkinkan para manajernya menggunakan password tunggal untuk mengakses data tenaga kerjanya di seluruh dunia.

Juga memungkinkan karyawannya di mana saja dapat menggunakan collaboration tools untuk bekerja bersama-sama dengan basis virtual. Juga, document management tools, yang memungkinkan suatu wilayah memajukan proyeknya sementara orang lain di wilayah lain sedang tidur.

Fasilitas tersebut memungkinkan seorang manajer dapat mengawasi lusinan orang yang bekerja di wilayah yang berbeda-beda. Evaluasi kinerja, mempekerjakan karyawan temporer dan mensupervisi proyek-proyek penting dapat dengan mudah dilakukannya. Semuanya melalui EP.

Dengan EP, selain perusahaan terwakili secara utuh, juga terjadi proses pemusatan informasi, penyelarasan proses bisnis dan sekaligus mampu menghubungkan orang-orang untuk dapat bekerja sama. EP juga mampu meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan membangun loyalitas dengan karyawan, pelanggan dan pemasok.

Untuk itu, Nathaniel Palmer, chief analyst di Delphi Group, Boston, AS menegaskan bahwa sebuah portal harus menjadi sesuatu yang hidup. Yang tumbuh dan terus tumbuh, serta mendapatkan banyak pengguna. Fungsionalitasnya terus ditingkatkan hingga menjadi platform bagi kegiatan-kegiatan komputasi yang besar”.

Dengan begitu, akan ada banyak manfaat dan nilai tambah yang bisa diraih perusahaan. Sepatutnya, kita pun belajar dari bagaimana EP memberi arti bagi perusahaan, kita pun sebagai masyarakat, sebagai bangsa secara bersama mampu memberi manfaat dan nilai tambah bagi bangsa dan masyarakat.

0 people have left comments

Commentors on this Post-